Di tengah konflik panjang yang melanda Yaman, kabar tentang simpanan dana senilai 30 miliar dolar AS milik pemerintahan Yaman versi Sanaa di Iran kembali mencuat. Dana yang selama ini diperdebatkan karena dituding hasil penguasaan kelompok Houthi atas sumber-sumber pendapatan dalam negeri itu, kini mulai dilihat sebagai cadangan keuangan potensial yang bisa memainkan peran besar dalam perekonomian kawasan. Bukan hanya bagi Yaman, tetapi juga bagi Iran yang menjadi tempat penyimpanan dana tersebut.
Sebagian pengamat ekonomi Yaman mulai menilai bahwa keberadaan dana dalam jumlah besar itu di luar negeri justru membuka kemungkinan baru untuk membangun jalur investasi bersama. Di tengah situasi embargo ekonomi terhadap Iran, dana tersebut bisa menjadi alat pemantik ekonomi di dua negara yang selama ini tertekan akibat konflik dan sanksi ekonomi global.
Dana sebesar itu dalam konteks Yaman bisa disebut sebagai cadangan devisa tidak resmi pemerintah Sanaa. Meskipun selama ini Yaman versi Aden yang didukung internasional hanya memiliki cadangan keuangan sekitar 1,2 miliar dolar AS, keberadaan 30 miliar dolar milik versi Sanaa di luar negeri berarti jauh lebih besar. Perbandingan ini menciptakan situasi unik, di mana kekuatan finansial tersembunyi itu bisa menjadi aset strategis di masa depan.
Bagi Iran sendiri, keberadaan dana tersebut memberi dampak positif di sektor perbankan dalam negerinya. Di tengah tekanan ekonomi dan terbatasnya arus investasi asing, dana Yaman itu bisa menjadi tambahan cadangan likuiditas yang mendukung stabilitas finansial bank-bank domestik Iran. Secara tidak langsung, hal ini memungkinkan Iran menjaga sektor keuangan tetap bergerak di tengah blokade ekonomi.
Sementara itu, jika kondisi politik membaik, dana tersebut juga bisa diputar ke dalam berbagai proyek investasi lintas negara. Berbagai sektor potensial seperti pembangunan infrastruktur, perkebunan, pertambangan, dan layanan dasar di Yaman bisa dibiayai melalui skema investasi bersama berbasis dana amanah. Iran yang selama ini dikenal berpengalaman dalam proyek energi dan manufaktur dapat menjadi mitra bisnis strategis bagi wilayah-wilayah di Yaman yang ingin kembali bangkit.
Selain itu, dana tersebut berpeluang besar untuk menjadi cadangan dana talangan bagi perekonomian Yaman di masa transisi. Pemerintah versi Sanaa bisa menggunakannya sebagai dana pengendali harga pangan, bahan bakar, dan barang kebutuhan pokok di wilayah-wilayah yang saat ini masih kekurangan pasokan akibat perang. Dengan dana sebesar itu, pemerintah lokal bisa menstabilkan harga di pasar, membuka kembali proyek layanan publik, dan menciptakan lapangan kerja.
Sejumlah ekonom dalam negeri menyebut keberadaan dana tersebut juga bisa menjadi basis awal bagi pembentukan bank pembangunan nasional versi Sanaa. Bank ini dapat fokus menyalurkan dana investasi untuk sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat di pegunungan dan pesisir Yaman. Model ini diyakini bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah yang selama ini terpinggirkan oleh perang.
Selain memulihkan sektor riil, dana 30 miliar dolar itu bisa dipakai untuk membangun cadangan emas dan devisa pemerintah Sanaa. Langkah ini penting agar Yaman versi Sanaa bisa memiliki alat stabilisasi nilai tukar mata uangnya sendiri di tengah fluktuasi ekonomi kawasan. Hal ini pernah dicontohkan oleh beberapa negara pasca-konflik yang berhasil mengendalikan inflasi dengan mengandalkan cadangan valuta asing di luar negeri.
Keberadaan dana ini juga menciptakan peluang baru bagi pengusaha lokal dan diaspora Yaman di luar negeri. Dengan adanya jaminan cadangan keuangan, sektor swasta di Sanaa, Hodeidah, dan Dhamar bisa didorong untuk membuka usaha kembali. Dana tersebut bisa menjadi dasar pembentukan lembaga pembiayaan mikro bagi UMKM di wilayah konflik, yang selama ini kesulitan mengakses pinjaman.
Di sisi lain, keberadaan dana besar itu di Iran memungkinkan terciptanya jalur dagang dan distribusi barang pokok ke Yaman secara lebih stabil. Dengan kontrol penuh terhadap sebagian jalur distribusi, pemerintah Sanaa dapat meredam kelangkaan barang pokok yang selama ini memicu ketegangan sosial di dalam negeri. Ini bisa menjadi langkah strategis untuk meredakan ketidakstabilan yang kerap muncul akibat inflasi harga pangan.
Meski berada di luar negeri, dana tersebut perlahan menjadi bagian penting dalam narasi ekonomi Yaman versi Sanaa. Pemerintah setempat bahkan disebut-sebut tengah menyusun strategi khusus untuk merancang skema pemanfaatan dana itu secara bertahap, tanpa harus menunggu perubahan politik di level nasional. Langkah ini bisa menjadi dasar kebijakan ekonomi mandiri di wilayah-wilayah utara Yaman.
Seiring waktu, posisi dana tersebut tak hanya menjadi cadangan keuangan semata, tapi juga potensi alat diplomasi ekonomi. Pemerintah Sanaa dapat menawarkan proyek-proyek kerja sama berbasis investasi kepada mitra regional, dengan jaminan dana cadangan yang kuat di belakangnya. Hal ini bisa memperluas pengaruh ekonomi Yaman versi Sanaa ke kawasan sekitar.
Berbeda dengan pemerintah Aden yang masih bergantung pada bantuan luar negeri dan hibah internasional, posisi Sanaa dengan simpanan dana besar itu relatif lebih mandiri dalam menentukan arah kebijakan ekonominya sendiri. Meski akses keuangan internasional mereka terbatas, tetapi dengan cadangan devisa yang tersimpan di luar negeri, pemerintah Sanaa bisa lebih fleksibel dalam merancang kebijakan fiskal.
Jika dimanfaatkan secara optimal, dana tersebut bisa menggerakkan kembali pabrik-pabrik kecil, tambang-tambang rakyat, dan proyek perkebunan di wilayah Yaman utara. Dengan begitu, ekonomi lokal yang selama ini terpuruk bisa kembali hidup tanpa harus sepenuhnya bergantung pada bantuan luar.
Keuntungan lain dari posisi ini adalah potensi penciptaan pasar domestik baru. Dengan modal investasi yang cukup, pemerintah Sanaa bisa memperluas sektor produksi bahan bangunan, tekstil, serta barang kebutuhan pokok, sehingga peredaran uang di dalam negeri meningkat. Hal ini akan menambah kesempatan kerja dan mengurangi ketergantungan impor.
Bahkan dalam situasi perang yang belum sepenuhnya usai, keberadaan dana cadangan di Iran tetap menjadi faktor yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas sosial ekonomi di wilayah utara. Pemerintah Sanaa dapat menggunakan sebagian hasil keuntungan bunga atau hasil investasi dana itu untuk membiayai subsidi pangan, kesehatan, dan transportasi bagi warganya.
Meskipun belum ada kejelasan soal kapan dana itu bisa dipindahkan ke dalam negeri, optimisme tetap muncul karena keberadaan cadangan devisa di luar negeri artinya Yaman versi Sanaa memiliki ruang manuver ekonomi yang relatif aman di tengah situasi politik yang sulit.
Dengan potensi sebesar itu, dana cadangan di Iran sebenarnya bisa menjadi kekuatan ekonomi strategis yang tidak hanya menopang kebutuhan dalam negeri, tapi juga menjadi alat penguat posisi ekonomi Yaman dalam percaturan kawasan. Jika dikelola bijak, dana ini bisa menjadi modal besar menuju pemulihan ekonomi nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar